REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Seorang dokter asal Brasil yang didakwa membunuh tujuh pasiennya dituduh juga bertanggung jawab pada 300 kematian pasien lain. Dokter tersebut mengaku membunuh pasiennya agar tempat tidur di Unit Gawat Darurat (UGD) tidak penuh.
Jaksa mengatakan, Virginia Soares de Souza dan timnya memberikan obat relaksasi otot kepada pasien. Kemudian, mereka mengurangi pasokan oksigen, sehingga membuat pasien meninggal karena sesak napas di Rumah Sakit Evangelico. De Souza ditangkap bulan lalu dengan tuduhan membunuh tujuh pasien. Tiga dokter, tiga perawat, dan fisioterapis yang bekerja bersamanya juga menghadapi tuduhan serupa.
Jaksa menyadap percakapan telepon De Souza. Hal itu mengungkap motif pembunuhan dilakukan untuk membuat tempat tidur di rumah sakit cukup untuk pasien lain. "Aku ingin membersihkan UGD. Itu membuatku gatal, " ujar dokter yang rekaman pembicaraannya di rekam media Brazil dan dilansir Reuters.
Pengacara De Souza mengatakan investigator salah paham terhadap cara kerja UGD dan dia akan membuktikan kliennya tidak bersalah.
Kasus lain tengah diselidiki dengan 1.700 catatan medis pasien yang meninggal selama tujuh tahun terakhir di rumah sakit. Selama itu, De Souza menjabat sebagai kepala UGD. "Kami memiliki lebih dari 20 kasus dan ada lebih dari 300 kematian yang kami lihat, " ujar kepala investigasi Kementrian Kesehatan Brazil, Mario Lobato.