REPUBLIKA.CO.ID, Mantan komandan pasukan Australia di Afghanistan, Mayjen John Cantwell, mengatakan, pasukan pertahanan Australia mulai menghadapi banyak kasus gangguan kejiwaan di kalangan tentara.
Mayjen Cantwell mengatakan, para petinggi departemen pertahanan siap menghadapi melonjaknya stress pasca-trauma, sementara tentara Australia ditarik dari Afghanistan.
Tapi, katanya, departemen pertahanan masih perlu memperbaiki proses untuk menghadapi banyaknya kasus. Menteri Pertahanan Stephen Smith mengumumkan sebagian besar tentara Australia akan pulang akhir tahun ini, sementara pangkalan multi-nasional di Tarin Kot akan ditutup.
Mayor Jendral Cantwell mengatakan kepada acara 7.30 di televisi ABC, sekarang kemungkinan besar kasus stress pasca-trauma akan melonjak di Australia. Katanya, Australia sekarang punya tanggung jawab besar untuk membantu tentara yang kembali dari Afghanistan. "Orang-orang yang telah kita tugaskan di tempat berbahay, sebagian menderita luka fisik yang parah, tapi juga luka emosional diderita lebih banyak lagi dan jumlahnya akan ribuan," katanya.
"Kita berhutang budi pada mereka dan keluarga mereka untuk siap menghadapinya dan merangkul mereka dan memberi dukungan yang pantas mereka dapatkan."
Panglima Pasukan Pertahanan Australia, Jenderal David Hurley, mengatakan, militer siap untuk menghadapi kebutuhan mental para tentara selama mereka melaporkan punya masalah.
Akan tetapi Mayjen Cantwell, yang juga mengaku menderita gangguan stress pasca-trauma, mengatakan, masih perlu dilakukan beberapa hal di lingkungan militer. "Sekarang ini mereka jauh lebih baik daripada dulu. Saya tahu sekarang mereka punya prioritas yang benar," katanya. "Masalahnya kalangan birokrat masih perlu menyusul, walaupun mereka sudah berusaha."