REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kedatangan Imam Masjidil Haram, Syaikh Saad Al Ghamidi ke Masjid Istiqlal Jakarta, Rabu (27/3) memberikan kesan tersendiri bagi jamaah yang hadir malam itu. Syaikh Ghamidi langsung bertindak sebagai imam yang melantunkan surat An Naba dengan irama tartilnya.
Selepas shalat, Syaikh Ghamidi memimpin doa. Tak lama setelah itu, ia didatangi jamaah yang ingin bersalaman dengannya.
Walau malam itu yang shalat Isya hanya memenuhi dua setengah shaf, tapi mereka tetap antusias ingin bersalaman dengan Imam Masjidil Haram. Sementara Syaikh Ghamidi tak henti-hentinya tersenyum dan menatap hangat mereka yang mengerubunginya
Saat diwawancara Republika, Syaikh Ghamidi menyampaikan kesan positifnya dalam kunjungan perdananya ke Indonesia itu. "Orang indonesia itu baik-baik. Mereka itu muaddib (sopan)," jelas Syaikh.
Syaikh pun menceritakan setiap orang indonesia yang ia temui selalu ramah kepadanya. Walau ia tahu, sebenarnya tidak setiap orang Indonesia mengetahui ia adalah Imam besar Masjidil Haram. Itu jualah mungkin yang membuatnya ramah kepada setiap orang Indonesia.
Hal menarik dan mengesankan dari kepribadian Syaikh Ghamidi adalah kerendahan hatinya. Sekalipun ia adalah imam besar, ia tak pernah mau dicium tangannya. Ketika bersama Republika, setidaknya sudah dua kali ia menarik tangannya ketika hendak dicium oleh mereka yang menyalaminya.
Syaikh Ghamidi datang ke Indonesia memenuhi undangan PPPA Daarul Qur'an dalam acara Wisuda Akbar One Day One Ayat. Rencananya, wisuda tersebut akan diselenggarakan Sabtu (30/3) di Gelora Bung Karno Senayan Jakarta. Ia berada di Indonesia dari 26 Maret hingga 1 April mendatang.
n