REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Wijaya Karya (Persero) tbk atau Wika segera mengembangkan bisnis perumahan di Myanmar. Potensi yang besar di negara tersebut membuat Wika tertarik mengembangkan bisnis perumahan kelas menengah di negara junta militer itu. "Kita tengah menggarap perencanaan dengan terus melakukan observasi dan pemetaan," kata Direktur SDM dan Pengembangan Usaha Wika Tonny Warsono, Kamis (28/3).
Ia menuturkan setelah tahap ini selesai, perseroan baru akan membuat grand desain. "Yang pasti setelah konsep pengembangan selesai kami akan langsung membawa material penuh ke sana," ujarnya. Wika akan bersinergi dengan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk untuk penyediaan bahan baku.
Tonny berharap semua proses persiapan bisa selesai akhir 2013. Meski pun, ia masih enggan menuturkan berapa nilai investasi yang akan digelontorkan untuk proyek ini.
Sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan menegaskan 15 perusahaan negara bakal mengekspansi Myanmar. Mulai dari PT Timah (Persero) Tbk, PT PLN (Persero), anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk GMF Aero Asia, PT Telkom (Persero) Tbk, PT Bukit Asam (Persero) Tbk, Perum Bulog hingga Wika. "Tren Myanmar semakin baik," ujarnya. Ia melihat Indonesia bisa menjadikan Myanmar sebagai pasar yang potensial dengan prospek ekonomi yang tinggi.
Meski demikian, belum semua BUMN akan masuk ke pasar Myanmar tahun ini. Baru akan ada empat BUMN yang resmi masuk ke pasar Myanmar di 2013, yakni PT Timah, PTBA, Semen Indonesia, dan GMF. PT Timah bakal mengakuisisi lapangan tambang timah di negara itu. Sedangkan PTBA bakal membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 2x20 mega watt (mw) di dekat mulut tambang di pertambangan batu bara Myanmar dengan total investasi 80 juta dolar AS.
Sejumlah BUMN lain, kemungkinan akan masuk 2014 nanti. Mereka masih mengajukan proposal untuk bekerja di Myanmar. PLN contohnya tengah mencoba menjadi mitra perusahaan listrik Myanmar sebagai tim ahli guna menurunkan losses (produksi listrik yang hilang) di negara tersebut.