REPUBLIKA.CO.ID, PENJARINGAN -- Sudah tiga tahun terakhir warga Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara, mengalami krisis air bersih. Gilanya, meski air tidak mengalir selama tiga tahun, warga tetap membayar iuran air kepada PT PAM Lyoinnaise Jaya (PT PALYJA).
Sekira 700 kepala keluarga di RW 1, RW 4 dan sebagian RW 5 Kelurahan Kapuk Muara, harus merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan air bersih. Mereka mengandalkan pasokan dari penjual air gerobak keliling. Warga membeli satu derijen yang berisi 20 liter air bersih seharga tiga ribu rupiah.
Salah satu warga RT 10 RW 04, Arafat (32 tahun) mengaku untuk mendapatkan air gerobak, ia harus memesan jauh-jauh hari. Di rumahnya ada tiga KK yang berjumlah enam orang dan membutuhkan sekira sepuluh pikul atau 20 dirjen air dalam satu hari. "Penjual airnya cuma melayani pelanggannya. Kalau bukan pelanggan harus menunggu tiga sampai empat hari," tutur Arafat kepada ROL, Jumat (29/3).
Warga lain, Suryati (53 tahun) mencoba menyalakan mesin airnya dan tampak tidak ada setetes pun air yang keluar. Suryati, yang setiap hari berdagang di warung kelontong, mengaku bulan ini harus membayar Rp 61 ribu kepada PT PALYJA untuk penggunaan 13 kubik air. Padahal air sama sekali tidak keluar. Suryati juga mengaku pernah membayar sekitar Rp 425 ribu pada 2011 kepada PT PALYJA. Padahal, penggunaan airnya tidak sampai 80 kubik per bulan.
Sayangnya, warga terpaksa membayar iuran air karena takut mesin airnya dicabut PT PALYJA. Lima bulan lalu, ada pipa paralon lama yang tiba-tiba diganti dengan pipa paralon baru. Sebelum diganti, warga masih bisa mendapatkan air walaupun tidak begitu bersih.
Air yang dialirkan air payau dan berminyak, yang jika diendapkan berwarna kuning. Warga menggunakan air itu untuk mencuci piring dan buang air. Sedangkan untuk keperluan mandi dan mencuci, warga pergi ke Mandi Cuci Kakus (MCK) di RT 07 dan membayar seribu rupiah untuk sekali mandi dan sekali buang air.
Namun, sejak pipa paralon baru terpasang, air (yang walaupun keruh) berhenti seluruhnya. Tak ada lagi air mengalir. Menurut warga, saat pipa lama terpasang, sepekan sekali selama dua jam yaitu pukul 02.00 hingga pukul 04.00, air bersih akan mengalir dari keran. Pemasangan pipa baru ini benar-benar menjadi puncak kekesalan warga. Sebab menurut PT PALYJA, jika pipa baru ini sudah ada, air akan kembali mengalir lancar. Tapi kenyataannya tidak.
Lurah Kapuk Muara, Sunarno mengatakan pihak Dewan Kelurahan dan seluruh RT sudah pernah melakukan diskusi bersama PT PALYJA. Hasilnya, PALYJA berjanji akan mencatat dan melaporkan ke atasannya. Namun sampai sekarang, tak ada hasil baik sama sekali. "Kami hanya ingin mereka bertanggung jawab," ujar Sunarno.
Sunarno dan warga lain mengultimatum PT PALYJA, jika dalam dua pekan tidak ada niat baik, mereka akan membongkar hydran induk, dimana pusat aliran air ke seluruh kawasan Kapuk Muara bermula. Mereka merasa pihak PALYJA tidak adil pada mereka, sebab hanya kawasan kumuh seperti RW 4 yang tidak mendapat jatah air bersih. Sedangkan RW 2 yaitu Kompleks Duta Harapan Indah dan RW 5 di Vila Kapuk Mas ketersediaan air bersihnya terjamin.