Sabtu 30 Mar 2013 18:23 WIB

SBY Jadi Ketum, Kemunduran Bagi Partai Demokrat

Rep: Ira Sasmita/ Red: Citra Listya Rini
Partai Demokrat
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Partai Demokrat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat secara jangka panjang dinilai sebagai kemunduran bagi partai berlambang bintang mercy itu.

"Itu kemunduran, karena membuktikan Partai Demokrat tidak siap. Masa setelah Anas kok SBY," kata pengamat politik dari Universitas Gajah Mada, Arie Sudjito saat dihubungi Republika, Sabtu (30/3).

Namun, dari kepentingan jangka pendek, Arie menilai itu pilihan yang mau tidak mau harus dilakukan. Lantaran hanya SBY yang mampu dianggap sebagai perekat atas faksionalisme yang ada dalam tubuh Demokrat.

Terpilihnya SBY juga menunjukkan ketidaksiapan Demokrat sebagai partai modern. Ketergantungan Demokrat terhadap SBY sangat kuat. "SBY hanya menjadi garansi simbolik, tapi tidak menjadi garansi keberhasilan pada 2014," ungkapnya.

Lantaran sosok SBY di mata publik nilai jualnya tidak semahal dulu. SBY hanya jadi suatu modal. Sementara mesin partai terlanjur kering. Partai Demokrat diprediksi Arie akan kedodoran karena pasti diserang terus oleh pihak luar. 

Apalagi, kata Arie, SBY dalam statusnya sebagai presiden pernah mengeluarkan pernyataan bahwa loyalitas pejabat negara seperti menteri-menteri dibutuhkan bagi kemajuan Indonesia. SBY sempat mengimbau menteri untuk fokus pada tugasnya sebagai pejabat publik ketimbang mengurus partai.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement