REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Syaikh Saad Al Ghamidi salah seorang qurra' yang banyak menjadi faforit umat Islam dalam melantunkan ayat-ayat suci Alquran. Bacaannya selain merdu dan indah, juga mempunyai kekuatan psikologis yang membuat orang tersentuh bahkan menangis.
Apakah rahasianya hingga bacaan Alquran beliau bisa sedemikian berbekas di hati orang yang mendengarnya?
Ketika berbincang singkat dengan Republika, Jumat (29/3), Syaikh Al Ghamidi mengatakan ada sesuatu yang harus diperhatikan seorang qari ketika membaca Alquran. Untuk membuat bacaan Alquran tersebut menyentuh hati orang yang mendengarnya, qari haruslah memperhatikan ruhiyahnya.
"Membaca Alquran itu bukan hanya dengan suara. Tapi yang terpenting adalah membacanya dengan ruh," kata Syaikh Ghamidi.
"Apabila ruh itu kuat. Yaitu didasari keimanan dan keshalehan. Maka dengan sendirinya bacaan Alqurannya akan berbekas bagi orang yang mendengarnya," tambahnya.
Menurut Syaikh, sesuatu yang datang dari hati, maka perginya akan ke hati juga. Orang yang membaca Alquran dengan hati dan ruhnya, maka orang yang mendengarnya juga akan menembus hati dan ruhnya. Karena bacaan Alquran itu menyentuh hati yang mendengarnya, itulah yang menyebabkan ia menangis.
"Banyak sekali kita dengar, bacaan Alquran yang bagus dan merdu, tapi tidak memberikan bekas apa-apa bagi orang yang mendengarnya," ujar Syaikh.
Kemerduan suara seorang qari tanpa diiringi dengan ruhiyahnya, hanya akan sampai di telinga para pendengarnya. Ia tidak akan sampai kehati. Jadi orang yang mendengar tidak akan tersentuh secara emosional.
"Yang terbaik itu, dengan menggabungkan keduanya. Disamping ia mempunyai suara yang bagus, ia juga memiliki ruh yang kuat," papar Syaikh.
Syaikh Al Ghamdi dipercaya mengimami Masjid Nabawi Madinah pada tahun 1431H. Saat ini, ia mengajar di sebuah sekolah Alquran di kampung halamannya, Damam Arab Saudi.
Selama 20 tahun ia bahkan tidak pernah keluar dari desanya Damam. Kunjungannya ke Indonesia 26 maret - 1 April nanti merupakan kunjungannya yang pertama ke Indonesia sekaligus kunjungan pertamanya keluar dari desanya Damam.