REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf khusus Presiden bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparringa mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selalu berkomitmen menomorsatukan Indonesia sebelum urusan Partai Demokrat.
Menurut Daniel, menjadi Ketua Umum Partai Demokrat untuk periode 2013-2015 adalah sebuah keputusan dilematis yang harus diambil Presiden Yudhoyono. Namun, SBY menerima sepenuhnya semua konsekuensi atas pilihan tersebut, ujarnya.
"Presiden tetap perlu membuat janji di hadapan publik bahwa ia akan selalu memprioritaskan tugas pemerintahan dan kenegaraan seperti yang telah ia ucapkan sendiri dalam pidatonya di depan KLB Partai Demokrat," kata Daniel, Ahad (31/3).
Sebelumnya, pada Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang berlangsung di Bali, Sabtu (30/3), partai secara musyawarah mufakat memutuskan memilih SBY yang merupakan Ketua Majelis Tinggi Partai, sebagai Ketua Umum 2013-2015.
Dalam pidatonya, di tengah acara KLB Partai Demokrat, SBY menyampaikan ia menghadapi pilihan yang dilematis untuk menduduki jabatan Ketua Umum tersebut.
"Jujur, pilihan ini sangat dilematis. Mungkin Anda tidak merasakan dan tidak mengerti, hanya saya dan Ibu Ani yang mengerti perasaan ini," ujar SBY.