REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Raja Yordania Abdullah II dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Ahad (31/3) bersama-sama menandatangani perjanjian untuk mempertahankan dan melindungi Yerusalem dan tempat-tempat suci dari upaya Yudaisme. Mereka menandatangani perjanjian itu di Istana Yordania di Amman.
Sebuah pernyataan istana mengatakan, dalam kesepakatan itu Abbas menegaskan peran sejarah Yordania dan Raja Abdullah II sebagai penjaga dan pemelihara situs suci muslim di Yerusalem, terutama di masjid Al-Aqsa, dan mengoordinasikan antara kedua belah pihak. Apalagi Yordania yang memiliki perjanjian perdamaian dengan Israel pada tahun 1994, mengelola tempat-tempat suci Islam di Yerusalem melalui kementerian urusan wakaf dan agama.
‘’Hal ini juga menekankan prinsip-prinsip sejarah disetujui oleh Yordania dan Palestina untuk mengerahkan usaha bersama melindungi kota dan tempat-tempat suci dari upaya Yahudisasi Israel,’’ kata pernyataan Istana Yordania seperti dikutip dari Al Arabiya, Senin (1/4).
Pernyataan itu juga menegaskan kembali prinsip-prinsip bersejarah di mana Yordania dan Palestina menyepakati perjanjian memberikan hormat terhadap Yerusalem. Mereka juga menyepakati tujuan bersama mereka membela Yerusalem. Hal ini terutama pada saat kritis, ketika Yerusalem sedang menghadapi tantangan dan perubahan ilegal mengenai keaslian dan identitas aslinya.
‘’Yerusalem saat ini sedang menghadapi tantangan besar dan upaya perubahan identitas Arab, muslim, dan Kristen," kata istana. Al-Aqsa adalah situs Islam tersuci ketiga setelah Makkah dan Madinah di Arab Saudi, dan rumah-rumah Kubah Batu, dan Masjid Al-Aqsa. Tetapi di kawasan tersebut juga menjadi tempat ibadah suci, dan dihormati oleh orang Yahudi yaitu Temple Mount atau Haram al-Sharif sebelum dihancurkan oleh Romawi pada tahun 70 Masehi.