REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menampik kunjungannya ke Singapura untuk studi banding. Dia hanya meminta tiga hingga empat orang konsultan Singapura untuk menjadi penasihat dalam proyek MRT di Jakarta. "Kita minta mereka untuk jadi advisor, soalnya bulan ini sudah akan diputuskan atau dimulai," ujarnya di Balai Kota Jakarta Senin (1/4).
Menurutnya, pekan ini dokumen untuk memulai proyek sudah lengkap.
Rencananya setelah dokumen lengkap, pengerjaannya akan dilakukan oleh tenaga ahli dari Jepang. Selain Singapura, DKI Jakarta pun memiliki penasehat dari Shanghai. Sehingga dapat dijadikan pendapat dan masukan untuk pembuatan MRT.
Selain itu Jokowi dan rombongan pun melihat secara langsung stasiun yang digunakan untuk MRT di Singapura. Setelah melihat konsep MRT di sana perlu pemikiran lebih lanjut terkait manajemen konstruksi bangunan.
Misalnya, dipikirkan terkait dampak kemacetan karena pagar-pagar yang dibuka tutup. Meskipun begitu pembangunan MRT di Singapura menelan biaya yang lebih mahal daripada rencana pembangunan MRT di Jakarta.
Setelah melihat di Singapura masalah yang perlu diatasi adalah ketika pembangunan stasiun dan perubahan jalur yang berkelok. Perlu ada antisipasi pengalihan lalu lintas untuk itu.