REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Maret 2013, harga-harga di DKI Jakarta mengalami inflasi (kenaikan) sebesar 0,42 persen. Inflasi tersebut disebabkan naiknya sejumlah harga komoditi, terutama bawang merah dan bawang putih.
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat, kenaikan harga bawang merah yang masih berlangsung hingga saat ini ternyata menyumbang inflasi sebesar 0,3431 persen. Sementara, untuk bawang putih, menyumbang inflasi sebesar 0,1474 persen.
"Demand (permintaan) dan supply (ketersediaan barang) tidak seimbang, jadi harga melambung," ujar Kepala BPS DKI Jakarta, Nyoto Widodo, dalam konferensi pers di gedung BPS DKI Jakarta, Jalan Letjen Suprapto, Jakarta Pusat, Senin (1/4).
Menurut dia, kenaikan harga bawang itu dipengaruhi produksi bawang yang tidak mencukupi kebutuhan nasional. Dengan kondisi seperti itu, menurut dia, baiknya pemerintah melonggarkan pintu masuk bagi bawang impor. "Kalau impor bawang dilonggarkan barangkali harga bisa stabil," tutur dia.
Nyoto mengatakan bawang merupakan komoditi yang harganya sulit dikendalikan pemerintah. Mengingat, bumbu masak utama itu ketersediaannya sangat dipengaruhi cuaca. "Ketika waktunya musim kemarau tapi masih hujan, itu harga pasti naik," katanya menjelaskan.
Karena itu, menurut dia, jika pada April ini kondisi cuaca sudah mulai stabil, ia memprediksi harga bawang juga akan turun. Saat ini, harga bawang merah di Jakarta berada di kisaran harga Rp 55 ribu per kilogram.
Sementara untuk bawang putih, harganya Rp 40 ribu per kilogram. Padahal, normalnya harga bawang merah adalah sebesar Rp 30 ribu per kilogram, dan bawang putih Rp 20 ribu perkilogram.