REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat intelejen Indonesia, Wawan Hadi Purwanto menilai, wacana pilkada serentak selalu tidak ditanggapi riang oleh pihak keamanan. Karena mengerikan jika kerusuhan terjadi bersamaan di seluruh Indonesia akibat pilkada yang tidak teratasi oleh aparat kepolisian.
"Sebenarnya intelijen dan Polri sudah melakukan perannya dengan cukup baik. Tapi ini jumlah polisi, khususnya brigadir, harus ditambah, Kapolri sudah pastikan penambahan anggota, mudah-mudahan untuk 2014 sudah cukup," kata dia ketika dihubungi, Senin (1/4).
Sebelumnya, kerusuhan mewarnai Kota Palopo Sulawesi Selatan (Sulsel) usai rapat pleno Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) setempat yang dilakukan Ahad (31/3) lalu. Ratusan massa pendukung pasangan yang kalah mengamuk di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) Palopo dan terus meluas ke seluruh wilayah tersebut. Meski tak ada korban jiwa, namun situasi Palopo sempat mencekam dan sejumlah gedung di wilayah tersebut dibakar massa. Dikatakan, kerusuhan terjadi karena kurangnya personel kepolisian.
Untuk itu, dia pun berharap Polri segera merealisasikan rencana penambahan 50 ribu anggota baru. Sehingga bisa mengantisipasi kerusuhan seperti ini. Terlebih dia mengatakan, posisi brigadir yang merupakan polisi-polisi muda dan enerjik akan sangat membantu Polri dalam mengamankan aksi kerusuhan yang kerap bergolak cepat.
Menurut Mabes Polri, situasi Palopo mulai kondusif. Pihak keamanan pun telah menurunkan pasukan tambahan sekitar 1.157 personel gabungan TNI-Polri dan jajaran Polresta Palopo.
Hingga kini disebutkan tujuh orang diperiksa terkait aksi pembakaran pada sejumlah gedung di Palopo. "Sementara untuk tersangkanya satu atas nama ‘I’. Kepolisian setempat masih terus mengembangkan," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Boy Rafli Amar, Senin (1/4).