Selasa 02 Apr 2013 09:49 WIB

Tiga Bahaya Sifat Kikir

Sedekah (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Sedekah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Reza Fahlevi

Sudah menjadi fitrah manusia untuk mencari harta selama hidup di dunia. Setiap manusia pasti berusaha mencari harta untuk mencukupi diri dan keluarganya.

Begitu halnya dengan sifat kikir atau pelit. Sifat ini juga sudah menjadi fitrah tersendiri bagi manusia. Namun hanya sedikit sekali dari kita yang mampu mengendalikan fitrah ini ke arah yang lebih dicintai oleh Allah.

   

Imam Ibnu Jauzi dalam kitabnya at-Thibbu ar-ruhi mendefinisikan kikir sebagai sifat enggan menunaikan kewajiban. Baik itu bersifat harta benda atau jasa.

   

Pada praktiknya, sifat kikir banyak ditemui saat seseorang mimiliki kecukupan harta. Di saat inilah manusia diuji untuk saling berbagi.

Jika orang tersebut memiliki keimanan yang kuat, sudah tentu dia dengan mudah mengeluarkan hartanya untuk sesama. Namun jika tidak maka sifat kikir dan hobi menumpuk-numpuk harta telah menguasai jiwanya.

Rasulullah saw pernah bersabda, “Tidak ada penyakit (hati) yang lebih berbahaya dari sifat kikir.” Hadis ini dengan jelas menerangkan bahwa penyakit kikir bukanlah penyakit yang biasa.

Setidaknya ada tiga bahaya besar dari penyakit kronis ini. Pertama, kikir senantiasa menjadikan majikannya menjadi orang yang cinta terhadap dunia secara berlebihan.

Kedua, menghilangkan sifat peduli terhadap mereka yang tidak mampu dan membutuhkan.

   

Ketiga, sifat kikir menularkan sikap hobi menimbun-nimbun harta.

Untuk itu Imam Ibnu Jauzi memberikan beberapa obat penangkal dari sifat kikir. Pertama, senantiasa merenungi bahwa mereka yang tidak mampu juga masih merupakan saudara kita. Karena manusia berasal dari nenek moyang yang sama yaitu Adam as

Kedua, mensyukuri atas segala kelebihan yang telah Allah beri. Wallahu a’lam

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement