Rabu 03 Apr 2013 11:27 WIB

Pendapatan Surya Esa Perkasa 2012, 39,5 Juta Dolar AS

Rep: Friska Yolandha/ Red: Djibril Muhammad
PT Surya Esa Perkasa
Foto: blogspot.com
PT Surya Esa Perkasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu perusahaan kilang LPG Indonesia PT Surya Esa Perkasa Tbk mencatat pendapatan senilai 39,5 juta dolar AS per akhir 2012. Pendapatan ini mengalami penurunan tujuh persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan diperoleh dari penjualan elpiji senilai 31,17 juta dolar AS. Selain itu perseroan juga memeroleh pendapatan dari penjualan kondensat senilai 7,26 juta dolar AS. Sedangkan pendapatan dari jasa pengolahan tercatat senilai 1,06 juta dolar.

Penurunan pendapatan salah satunya terjadi akibat meningkatnya beban pokok pendapatan. Perseroan mencatat beban pokok pendapatan naik 12 persen dari 12,9 juta dolar AS menjadi 14,49 dolar AS.

Tingginya beban pokok pendapatan disebabkan oleh penambahan beban bahan baku yang digunakan, yaitu dari 6,11 juta dolar menjadi 8,03 juta dolar. Sehingga laba kotor perseroan turun tipis menjadi 25 juta dolar AS.

Penurunan pendapatan ini disebabkan penurunan pasokan gas yang diderita perseroan selama dua kuartal berturut-turut. "Pasokan gas kembali secara penuh pada 2012 dan perusahaan kembali melanjutkan ekspansi," ujar Direktur Eksekutif Surya Esa Perkasa, Vinod Laroya, di Jakarta, Rabu (3/4).

Perseroan mencatat laba bersih per akhir Desember 2012 senilai 5,2 juta dolar AS. Nilai ini turun signifikan sebesar 163 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya.

Hal ini menyebabkan jumlah laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah senilai 6,729 juta dolar AS. Laba per saham perseroan juga ikut turun dari 0,0251 dolar menjadi 0,0077 dolar.

Perseroan mencatat total piutang usaha dari PT Pertamina dan PT Pertamina EP senilai 4,5 juta dolar AS. Piutang usaha ini merupakan hasil penjualan elpiji, yang sesuai dengan perjanjian jual beli kedua perseroan pada 2007.

Per 31 Desember Esa Surya Perkasa juga memiliki piutang yang sudah jatuh tempo namun belum diturunkan nilainya, yaitu 623,9 ribu dolar AS.

Perseroan juga mencatat kemajuan yang dicapai anak usaha, PT Panca Amara Utama (PAU). Pada 21 Januari 2013 PAU telah melakukan penandatanganan heads of agreement dan penunjukan kontraktor EPC. "Kami mengharapkan adanya financial close dalam 3-4 bulan ke depan," ujar Vinod.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement