REPUBLIKA.CO.ID, LIBREVILLE -- Presiden Republik Afrika Tengah, Francois Bozize, yang digulingkan baru-baru ini menuduh tetangganya, Chad, membantu koalisi pemberontak Seleka menggulingkan dirinya.
"Pada Sabtu 23 Maret, kita telah menghancurkan kekuatan Seleka. Tetapi pada Minggu 24 Maret, kami tahu bahwa ada dukungan dari satu negara Afrika yang saya pastikan adalah Chad," kata Bozize dalam satu wawancara dengan BBC Afrika seperti dikutip Antara.
"Itu adalah pasukan khusus Chad yang memimpin operasi pada Minggu pagi dan menyerang pangkalan Afrika Selatan," tambahnya mengacu pada tentara yang ditempatkan di Bangui. Sebanyak 13 orang di antaranya meninggal dalam bentrokan dengan pemberontak.
Bozize mengatakan negaranya memiliki hubungan persaudaraan yang kuat dengan Chad. Karena itu, mereka mengaku terkejut melihat perilaku Chad.
"Hanya pemerintah Chad yang dapat memberikan penjelasan," katanya.
Chad terbukti sebagai sekutu kuat untuk Bozize selama sedasawarsa kekuasaannya. Chad membantu Bozize melakukan kudeta pada 2003 dan melawan pemberontakan di utara yang menjadikan Republik Afrika Tengah tidak stabil tujuh tahun kemudian.
Sebuah laporan terbaru dari Kelompok Krisis Internasional juga meragukan sifat hubungan Chad dengan pemberontak. "Posisi Chad dalam konflik ini setidaknya bersifat ambigu dan pemerintah Chad diduga memiliki hubungan dengan Seleka," katanya.