Rabu 03 Apr 2013 17:13 WIB

Kronologi Pembocoran Naskah Sprindik Anas

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sprindik tersangka Anas beredar di wartawan
Foto: Republika/Bilal Ramadhan
Sprindik tersangka Anas beredar di wartawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Etik akhirnya memberikan sanksi teguran tertulis untuk Ketua KPK Abraham Samad dan sanksi teguran lisan untuk Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja.

Pelaku pembocoran draf surat perintah penyidikan (Sprindik) atas nama Anas Urbaningrum yaitu Sekretaris Samad, Wiwin Suwandi.

“Bahwa benar pelaku pembocoran adalah Wiwin Suwandi yang tugasnya adalah Sekretaris Ketua KPK,” kata anggota Komite Etik, Abdul Mukhtie Fadjar dalam sidang terbuka di KPK, Jakarta, Rabu (3/4).

Mukhtie memaparkan dalam analisis forensik atas  aktivitas printer yang dikuasai Wiwin Suwandi menunjukkan adanya kegiatan pencetakan dokumen pada 7 Februari 2013 pukul 21.46 WIB. Keesokan harinya Wiwin berupaya menghubungi Tri Suharman, wartawan salah satu media massa.

Setelah itu, Wiwin mengakui mengambil foto setidaknya dua gambar dari dokumen Sprindik Anas dan kemudian dikirim kepada Tri Suharman melalui pesan Blackberry (BBM).

Wiwin juga menyerahkan satu lembar hasil cetak dokumen Sprindik Anas berwarna kepada Tri Suharman dan Rudy Polycarpus (wartawan lainnya) di Setiabudi Building pada 8 Februari 2013 malam.

Wiwin Suwandi merupakan pegawai tidak tetap pada KPK yang merupakan permintaan Abraham Samad. Dia ditugaskan sebagai staf administrasi sejak awal 2012 yang kemudian menggantikan posisi Sekretaris Ketua KPK sebelumnya. Sejak itu, Wiwin tinggal satu rumah dengan Abraham Samad hingga saat ini.

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement