REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memiliki peta rawan bencana dari 33 provinsi di Indonesia.
Hal itu disampaikan Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Sugeng Triutomo dalam dalam workshop Pengantar Pemetaan Risiko Bencana di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS), Rabu (3/4).
“Saat ini yang sudah rampung sekitar 32-33 kabupaten/kota,” ujar Sugeng. Diakuinya, penyelesaian peta rawan bencana dari 33 provinsi di Indonesia ini memang membutuhkan waktu yang lama. Karena sebelum membuat peta risiko bencana, harus ditentukan dulu peta bahaya. Yakni peta yang memuat informasi tentang tingkat ancaman terhadap satu jenis bahaya pada suatu daerah pada waktu tertentu.
Selain itu, jelas dia, membuat peta kerentanan yang memuat informasi mengenai tingkat kerentanan terhadap satu jenis ancaman bahaya pada suatu daerah pada waktu tertentu. Selanjutnya membuat peta kapasitas yang memuat tingkat kapasitas terhadap satu jenis ancaman bahaya pada suatu daerah pada waktu tertentu.
“Gabungan dari ketiga peta tersebut yang akhirnya menjadi peta rawan bencana,” ujar alumnus Ilmu Tanah UGM ini. Saat ini, peta tersebut juga mulai didetilkan menjadi peta rawan bencana di tingkat kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Ketua Pusat Studi Kebumian, Bencana dan Perubahan Iklim (PSKBPI) ITS, Amien Widodo menambahkan, berdasarkan pea rawan bencana ini, 2013 pemerintah Indonesia akan membangun sejumlah bangunan shelter untuk menampung para korban bencana.
Di Jawa Timur sendiri rencananya akan dibangun sebanyak empat shelter yang tersebar di pesisir pantai selatan yang dinilai paling rawan terjadi tsunami.