Rabu 03 Apr 2013 18:22 WIB

Hatta: Indonesia Sangat Siap Investasi di Myanmar

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Djibril Muhammad
Hatta Rajasa
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, MYANMAR -- Rombongan kunjungan Indonesia ke Myanmar yang terdiri dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Hatta Rajasa dan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membuahkan hasil positif.

Sejumlah kerja sama ekonomi dan investasi telah dibicarakan antara Hatta dengan Presiden Myanmar Thein Sein dan Menteri Perencanaan Pembangunan Ekonomi Nasional (Bappenas) Myanmar.

Saat ini, proses kerja sama hanya tinggal menunggu follow up dari kedua negara, khususnya Indonesia.

Hatta mengaku Indonesia sangat siap untuk berinvestasi di Myanmar.

 

"Saya kira di bidang telekomunikasi kita lebih dari siap," kata Hatta usai bertemu dengan Presiden Thein Sein, Selasa (2/4).

Ia mengatakan Indonesia memiliki peluang untuk berpartisipasi dalam bidang komunikasi. Ia meyakinkan Telkom sangat siap untuk melakukan kerja sama dengan Myanmar. Bahkan Hatta menyebutkan kalau Telkom menang tender dengan nilai investasi bisa mencapai miliaran dolar Amerika Serikat.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menambahkan, BUMN lain yang juga siap berinvestasi di Myanmar adalah PT Timah Tbk. Saat ini Timah telah memiliki lisensi untuk melakukan operasi tambang di Myanmar.

"Perusahaan Listrik Negara (PLN) kita juga sangat siap untuk berikan energi efisiensi," katanya menambahkan.

Menurutnya, PLN telah siap membangun power plant dengan suplai batubara yang berasal dari Indonesia. 

Ia menyampaikan inti dari pertemuan dengan Presiden, Menteri Perdagangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Ekonomi Nasional Myanmar adalah memperkuat hubungan ekonomi.

Kerja sama yang ditekankan adalah keinginan Indonesia untuk berpartisipasi dalam economic reform dan pembangunan ekonomi di Myanmar.

 

Dikabarkan setelah kunjungan ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan berkunjung ke Myanmar pada 23-24 April 2013 untuk menandatangani beberapa MoU. "Intinya, presiden (Thein Sein) membuka kesempatan yang luas kepada Indonesia di semua bidang yang memang menjadi interest kita," ujarnya.

Bidang tersebut diantaranya telekomunikasi, energi dan mineral, pertanian serta pariwisata. Myanmar akan membuka tiga special economic zone untuk Indonesia.

Kesiapan Indonesia untuk berinvestasi ditanggapi positif oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Ekonomi Nasional Myanmar, Prof Dr Kan Zaw. Menurutnya, saat ini Myanmar sudah menyiapkan aturan-aturan mengenai investasi.

Kepada BUMN Indonesia yang ingin berinvestasi, Kan Zaw menjamin keamanan dan kenyamanannya. "Kami mengucapkan terima kasih kepada Indonesia yang ikut tender di telekomunikasi, dan berharap Indonesia bisa memberikan sumbangan positif ke negara kami," kata Kan Zaw.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement