REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta PT Pertamina menyiapkan dana investasi sekitar Rp 15 triliun untuk mengembangkan Blok Mahakam yang akan diambil alih mulai 2018. "Saya tadi bertemu dengan direksi menanyakan kemampuan Pertamina apabila mengambil alih Mahakam 100 persen. Mereka bilang mampu, termasuk pendanaan," kata Dahlan di Gedung Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (3/4).
Menurut Dahlan, pernyataannya tersebut sekaligus meluruskan kalau Pertamina mampu menangani Mahakam. Seperti yang sudah pernah dilakukan ketika mengambil alih pengelolaan Blok West Madura Offshore (WMO) dari CNOOC.
Dahlan menjelaskan, ketika itu produksi WMO sempat turun dari 20 ribu barel per hari menjadi 10 ribu barel per hari ketika dikelola Pertamina. Saat ini produksi WMO pun berangsur meningkat dan sekarang mencapai 30 ribu barel per hari.
Hal yang sama terjadi ketika mengambil alih Offshore North West Java (ONWJ) yang saat ini produksinya sudah mencapai 40 ribu barel per hari. Padahal sebelumnya sempat anjlok mencapai 10 ribu barel per hari.
"Jadi ini membantah penilaian beberapa pihak yang mengatakan bahwa Pertamina tidak berhasil mengelola blok migas yang diambi alih," kata Dahlan.
Kontrak pengelolaan Blok Mahakam oleh Total E&P dan Inpex akan berakhir pada 2017. Kementerian ESDM sejauh ini belum menentukan pihak yang akan mengelola Blok Mahakam tersebut. Dalam pengelolaan Blok Mahakam ini, Indonesia tidak ikut serta. Tetapi Total yang menanam modal 50 persen dan Inpex yang menanam modal 50 persen. "Keputusannya ada di tangan Pak Jero (Jero Wacik-Menteri ESDM)," ujar Dahlan.