REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- TNI AD sudah mengumumkan siapa pelaku penyerangan di LP Cebongan, Sleman, Jawa Tengah, Sabtu (23/3) dini hari WIB lalu, yakni 11 anggota Kopassus.
Lantas siapa saja ke-11 orang anggota Kopassus tersebut? Wakil Komandan Pusat Polisi Militer (Wadanpuspom) Angkatan Darat yang menjabat Ketua Tim Investigasi TNI AD, Brigjen Unggul K Yudhoyono, pun angkat bicara.
Sebelas pelaku penyerangan di LP Cebongan terdiri atas satu orang menjadi eksekutor dengan inisial U, delapan orang pendukung menggunakan dua kendaraan Avanza biru dan APV warna hitam, serta dua orang menggunakan satu unit mobil Feroza yang berupaya mencegah penyerangan.
Sembilan pelaku penyerangan itu berpangkat bintara dan tamtama. Kedua prajurit itu, kata Unggul, sebenarnya berusaha mencegah terjadinya penyerangan, namun tidak mampu menghentikan aksi rekan-rekannya di LP Cebongan.
Selama enam hari bekerja, Unggul mengungkapkan tim investigasi telah melaksanakan penyelidikan ke berbagai tempat, seperti LP Cebongan, Korem Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Markas Grup 2 Kopassus Karang Menjangan. Setidaknya 25 orang menjalani pemeriksaan tim investigasi.
"Dilandasi kejujuran dan rasa bertanggung jawab terhadap serangan ke Lapas Cebongan, diakui melibatkan 11 orang dari Grup 2 Kopassus Karang Menjangan," kata Unggul saat konferensi pers di Media Center TNI AD, Jakarta, Kamis (4/4).
Tindakan penyerangan, menurut Unggul, dilakukan secara reaksi dan spontan sebagai konsekuensi meninggalnya Grup 2 Kopassus Serka Heru Santoso pada 19 Maret lalu. Ditambah lagi adanya pembacokan mantan anggota Kopassus Sertu Sriyono oleh para preman Yogyakarta.
"Peristiwa penyerangan ke LP Cebongan, benar sebagai akibat pembunuhan kelompok preman atas dua rekannya," ujar Unggul.