Sabtu 06 Apr 2013 02:16 WIB

Hasil Riset: Muslim Malta Tidak Dipercaya

Rep: Agung Sasongko/ Red: Dewi Mardiani
Pengungsi Libya di pelabuhan Malta ketika diperiksa aparat kepolisian setempat.
Foto: dawn.com
Pengungsi Libya di pelabuhan Malta ketika diperiksa aparat kepolisian setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, VALLETA -- Aksi terorisme menjadi penyebab umat Islam tidak dipercaya oleh masyarakat Malta. Demikian kesimpulan laporan riset yang dipublikasikan Yayasan Perubahan (PCF) dan Yayasan Integra (IF).

"Serangan islamofobia terhadap muslim meningkat tajam ketimbang serangan diskriminasi terhadap kelompok minoritas lainnya. Peningkatan ini juga sebagai akibat peningkatan prasangka negatif terhadap muslim," demikian bunyi laporan tersebut seperti dikutip Times of Malta, Jumat (5/4).

Riset ini juga membahas bagaimana sejarah Malta yang sempat menjadi bagian dari imperium Islam tidak mampu mencegah terbentuknya prasangka negatif terhadap muslim. "Sewajarnya masyarakat Malta bisa lebih menerima Islam. Ini karena lebih dari 200 tahun mereka menjadi bagian dari dunia Islam," kata laporan tersebut.

Menurut laporan itu, melihat dari kondisi yang berkembang di masyarakat, pemerintah Malta pelru memastikan ada kemauan politik guna menentang diskriminasi dan mempromosikan kesetaraan. Ini merupakan kebutuhan yang akan menghindarkan Malta dari diskriminasi ras dan agama.

"Harus diakui masuknya Islam ke Malta merupakan fenomena baru. Jadi, perlu adaptasi dari masyarakat Malta baik secara sosial dan ekonomi," kata dia. Selain pemerintah, kata laporan itu, komunitas Gereja dan media massa juga harus berperan dalam memastikan diskriminasi agama dan ras dihilangkan. Jelas, ini memerlukan kerja keras. "Jadi, banyak pekerjaan rumah yang diselesaikan. Hal itu membutuhkan komitmen kuat dari semua pihak," demikian laporan tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement