REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris melarang warganya bepergian ke Somalia, menyusul serangan gerilyawan yang semakin mengkhawatirkan.
Inggris mengaku cemas para gerilyawan akan menyerang ibu kota Somalia, Mogadishu. Karenanya, Inggris melarang warganya berlibur ke negara Afrika Timur itu.
Kantor Urusan Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris (FCO) mewanti-wanti setiap warganya yang melakukan perjalanan ke bagian manapun di Somalia. "Saran kami memperjelas, ada ancaman yang terus meningkat dari aksi teror dan FCO percaya jika pelaku teror berada dalam tahap akhir perencanaan serangan di Mogadishu," kata Kementerian Luar Negeri dalam satu pernyataan, seperti dinukil dari Reuters, Sabtu (6/4).
Pernyataan tersebut tidak memberikan perincian lebih lanjut mengenai kenapa Inggris percaya gerilyawan mungkin melakukan serangan atau dari mana informasinya berasal. Keamanan di Mogadishu telah membaik sejak kelompok ash-Shabaab meninggalkan kota tersebut setelah serangan militer pada Agustus 2011.
Tetapi pemboman dan pembunuhan masih saja sering terjadi. Pada Selasa (2/4) bom meledak di luar gedung pusat bank terbesar Somalia di Mogadishu, dan melukai dua orang. Bom itu meledak beberapa jam setelah anggota Ash-Shabaab memerintahkan perusahaan itu untuk menghentikan operasinya di wilayah yang berada di bawah kendali mereka.