REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR yang membidangi Pertahanan, Susaningtyas Kertopati mengkritik statemen Panglima Kodam IVV/Diponegoro, Mayjen Hardiono Saroso yang tampak tidak menguasai standar operasional prosedur (SOP) dalam menjelaskan sebuah peristiwa yang menyita perhatian publik, yakni penyerangan Lapas Kelas IIB Cebongan, Sleman.
“Seharusnya (Pangdam) tidak langsung mengatakan tak terlibat, cukup jelaskan SOP-nya saja,” katanya, Jumat (5/4) kemarin.
Politisi Partai Hanura itu menyarankan agar setiap Pangdam memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan media. Dalam setiap menjelaskan persoalan, kata dia, seharusnya Pangdam tidak perlu reaktif dan membantah kalau memang informasi yang didapat belum cukup.
“Hal inilah mengapa setiap pimpinan teritorial harus memiliki kecakapan komunikasi dan bertindak hati-hati sebelum ada pembuktian yang akurat,” kata Susaningtyas.
Mayjen Hardiono Saroso saat ini sudah dicopot sebagai Panglima Kodam IVV/Diponegoro. Pengganti Hardiono adalah Asisten Personalia KSAD, Mayjen Sunindyo. Kepala Dinas Penerangan Mabes AD Brigjen Rukman Ahmad mengatakan, mutasi Pangdam Diponegoro merupakan hal rutin. “Saya tegaskan, Pangdam Hardiono diganti, bukan dicopot,” kata Rukman menjelaskan, Sabtu (6/4).