REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina EP menegaskan masih berupaya menghentikan semburan lumpur dan gas di Prabumulih, Sumatera Selatan. Anak usaha PT Pertamina (Persero) itu, terus menginjeksi lumpur seberat tiga ribu barel.
Juru Bicara Pertamina EP Agus Amperianto menuturkan, meski dynamic killing untuk menekan gas dilakukan, tekanan masih tinggi. "Sehingga kick belum sepenuhnya tertanggulangi," katanya melalui siaran pers yang diterima Republika, Ahad (7/4).
Karenanya, Pertamina EP bakal melakukan simulasi injeksi water jetting guna mengurangi tekanan gas yang dikeluarkan. Injeksi ini dilakukan dengan menyemrot air dengan tekanan tinggi untuk mengurangi efek kick dari bawah, yang diikuti penginjeksian kembali lumpur hingga 10 ribu barel.
Pertamina EP juga mempersiapkan upaya lain dengan pemboran miring. " Kami membutuhkan waktu yang untuk melaksanakan pekerjaan tersebut sekitar 14 hari," jelasnya.
Sebelumnya, semburan gas terjadi pada sumur TLJ 25 yang merupakan sumur pengembangan Pertamina EP. Sumur tersebut diyakini memiliki cadangan minyak hingga 300 barel per hari di kedalaman 2200 meter.
Semburan terjadi saat Pertamina EP melakukan pemboran di titik 310 meter. Pertamina EP mengklaim menyiapkan posko penampungan bagi warga yang menjadi korban kejadian ini.