REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, Ahad (7/4) mengecam Israel karena menolak mengajukan visinya mengenai perbatasan negara masa depan Palestina.
''Abbas menyampaikan protesnya selama pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, di Kota Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan,'' kata satu sumber kepada Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Senin.
"Ini tidak membantu mempersiapkan perundingan perdamaian baru antara kedua pihak," kata Abbas.
Ia menambahkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tampaknya menghalangi proses perdamaian dan merusak penyelesaian dua-negara melalui kegiatan permukiman. Abbas menekankan perundingan mesti dilanjutkan.
Sumber itu mengatakan upaya Kerry menghadapi penghalang pertama ketika Netanyahu menolak untuk memperlihatkan visi pemerintahnya bagi kemajuan pembicaraan dan penghentian pembangunan permukiman di Jerusalem Timur.
Pada Ahad pagi, seorang pejabat Palestina mengatakan pimpinan Palestina menghentikan rencana untuk bergabung dengan setiap organisasi PBB untuk memberi waktu bagi misi Kerry.
"Kerry meminta selama dua bulan diberikannya waktu untuk memajukan proses perdamaian sebelum kami pergi ke organisasi PBB," kata Menteri Urusan Luar Negeri Palestina, Riad Al-Maliki.
"Jika Kerry gagal dalam masalah ini, kami takkan mematuhi komitmen kami dan akan bergerak maju ke organisasi internasional serta lembaga khusus untuk menjadi anggota dan menandatangani kesepkatan internasional,'' kata Al-Maliki kepada radio Voice of Palestine.