REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra meragukan penyelenggaraan pemilu 2014 akan berjalan bersih, jujur, dan adil. Dia bahkan meragukan sikap independen yang sering digembar-gemborkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Saya tidak pernah percaya KPU itu independen. Makin mengklaim independen, makin tidak independen," kata Yusril dalam diskusi di KPU, Jakarta, Selasa (9/4).
Sejak mengamati dan ikut serta dalam Pemilu 1999-2009, Yusril menilai penyelenggaraan pemilu belum berlangsung dengan baik. Bahkan, disebutnya Pemilu 2009 merupakan pemilu paling buruk dalam sejarah Indonesia.
Kekacauan terjadi pada semua tahapan dan lini. Sehingga berimplikasi langsung terhadap hasil pemilu. Yusril menyontohkan kecurangan surat suara yang terjadi pada semua tempat pemungutan suara (TPS).
Surat suara dari TPS dibawa ke kelurahan, kemudian ke kecamatan, dan ke kabupaten. Dalam rangkaian alur itu terjadi kecurangan yang hampir tidak bisa dipantau. Fakta bahwa surat suara ditukar, dan dihilangkan tidak bisa dipungkiri.
"Dalam intelijen ini disebut operasi bawang merah bawang putih. Surat suara dalam mobil pembawa diganti bawang, tidak ada satu pun yang bisa dan mampu," ujar Yusril.
Penyelenggaraan pemilu yang sangat kompleks, dinilai Yusril akan memicu tingkat kecurangan. Mantan Mensesneg itu menyayangkan posisi penyelenggara pemilu yang belum bisa mendorong penekanan kecurangan.