REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerapan contra flow dinilai pengamat perkotaan Yayat Supriyatna hanya untuk kenyamanan kaum menengah saja.
Sebab, yang terselamatkan dari sistem tersebut hanya pengendara mobil di jalan tol. Pengamat dari Universitas Trisakti Jakarta itu menjelaskan, contra flow tidak membantu mereka yang benar-benar membutuhkan sarana atau transportasi yang riil.
Karena semuanya hanya untuk mengatasi persoalan kelas menengah yang terganggu, kelas menengah yang tidak nyaman, dan terus digugatnya investor jalan tol karena tidak memberikan pelayanan yang dijanjikan.
"Seharusnya kecepatan rata-rata jalan tol 60-80 kilometer per jam. Tapi prakteknya hanya 20-30 kilometer/perjam," sebut Yayat, Rabu (10/4).
Karena dinilai sudah menyalahi yang dijanjikan, maka dicobalah penerapan contra flow. Padahal, menurut Yayat, kebijakan tersebut tidak mengatasi kemacetan.