REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Ketua Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde, meminta otoritas-otoritas Eropa meningkatkan reformasi sistem perbankan, termasuk penutupan beberapa bank jika diperlukan.
Zona euro yang dilanda utang telah mencapai prestasi besar, termasuk menyiapkan Mekanisme Stabilitas Eropa (ESM), dana penyelamatan bagi 17 negara anggota blok, tetapi lebih banyak yang harus dilakukan, Lagarde mengatakan dalam pidato kepada Economic Club of New York.
Kurangnya pekerjaan untuk membangun kembali kekuatan bank-bank komersial telah menghalangi kebijakan moneter akomodatif memiliki pengaruh yang diinginkan mendorong kredit yang terjangkau kepada para peminjam, katanya.
"Jadi prioritasnya harus terus membersihkan sistem perbankan melalui rekapitalisasi, restrukturisasi, atau -- jika diperlukan -- menutup bank-bank," Lagarde mengatakan, menurut teks yang disiapkan untuk pidato tersebut, Rabu (10/4).
Siprus pekan lalu setuju untuk merestrukturisasi sektor keuangannya, termasuk menutup bank kedua terbesar, Laiki, untuk menerima dana talangan internasional.
Menurut Lagarde, banyak bank di negara-negara pinggiran zona euro yang kekurangan modal dan memiliki terlalu banyak kredit macet di buku mereka. "Bahkan di luar pinggiran, ada kebutuhan untuk mengecilkan neraca ... dan memperbaiki model-model bisnis," katanya.
Berbicara hanya beberapa hari menjelang rilis proyeksi ekonomi global terbaru IMF, Direktur Pelaksana IMF mengatakan lembaga itu tidak memperkirakan pertumbuhan jauh lebih tinggi tahun ini dibandingkan tahun lalu.
"Intinya adalah bahwa kita perlu sebuah sistem keuangan global yang mendukung stabilitas dan pertumbuhan," katanya.
"Dalam banyak kasus -- dari Amerika Serikat pada 2008 hingga ke Siprus hari ini -- kami telah melihat apa yang terjadi ketika sektor perbankan memilih uang dengan cepat, mendukung sebuah model bisnis yang pada akhirnya mendestabilkan ekonomi."