REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kota Depok berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dan dunia atas kategori pelatihan tenaga penyuluh Tuberculosis (TBC) terbanyak yang dimiliki. Total jumlah tenaga penyuluhan ini yaitu, 6.845 orang.
Atas rekor MURI dan dunia yang diraih, Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail, mengatakan, agar pencapaian dan Program 'Gerakan Deteksi Aktif (Gertak) TBC Ayo Periksa' tersebut, dilakukan sungguh-sungguh. ''Rekor MURI Tenaga Penyuluh TBC terbanyak yang diraih Pemerintah Kota (Pemkot), hendaknya dijalankan agar angka penderita TBC menjadi nihil. Semoga Depok menjadi kota yang bersih dan sehat,'' ujarnya, di Depok, Kamis (11/4).
Meski Depok memecahkan rekor MURI dengan memiliki tenaga penyuluh terbanyak, tidak membuat kota ini terbebas dari TBC seperti yang diharapkan. Nur Mahmudi mengatakan, di 2013 ini, sejak Januari hingga akhir Maret lalu, tercatat sebanyak 283 warga Depok menderita TBC.
''Sebanyak 283 orang dahaknya mengandung Basil Tahan Asam (BTA). Artinya TBC positif, ada kuman di dahaknya,'' ucapnya. Sebanyak 283 warga Depok yang dinyatakan menderita TBC ini pun dilakukan secara klinis dan dicatat berjenjang.
Dia menjelaskan, data tersebut diperoleh dari 1.000 lebih warga Depok yang sudah memeriksakan dahaknya. Dari 1.000 jiwa yang melakukan pemeriksaan dahak itu, didapatkan sebanyak 656 pasien yang diobati. Ini merupakan angka notifikasi kasus keseluruhan pasien TB yang diobati.