REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Pengusaha batik asal Kabupaten Cirebon Ibnu Riyanto berencana menjajaki pasar Singapura dan Cina dalam pengembangan usaha batik tersebut. "Permintaan berbagai jenis batik tulis tradisional khas Cirebon untuk pasar Singapura cukup tinggi, karena sangat diminati konsumen, peluang untuk buka ruang pamer diharapkan untuk meningkat omzet maksimal," kata Ibnu di Cirebon, Jumat (12/4).
Menurut dia, batik tulis tradisional memilik keunggulan terutama yang menggunakan bahan natural, pesanan terus meningkat dan mampu bersaing dengan batik daerah lain, mesk harganya cukup tinggi.
Sementara itu, menurut Halimah perajin batik lain di Cirebon, perkembangan usaha batik tulis di daerah Pantura Kabupaten Cirebon dan Indramayu semakin pesat, karena diminati oleh pasar lokal juga ekspor. "Buka ruang pamer di Singapura langkah positif untuk meningkatkan penjualan batik tradisional, karena negara tersebut tujuan wisata dunia," katanya.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta perajin di daerah Kabupaten Cirebon tetap mempertahankan ciri khas batik tradisional untuk mengatasi daya saing terutama batik asal Cina. "Batik asal Cina bukan batik tulis tapi batik cetak. Perajin batik tulis Cirebon harus mampu meningkatkan kreatifitas tinggi dan mempertahankan tardisional serta mampu memenuhi keinginan pasar, akan tumbuh persaingan sehat yang saling menguntungkan," katanya di Cirebon.
Ia menambahkan pelatihan-pelatihan keterampilan membatik akan terus ditingkatkan di Jawa Barat khususnya produsen batik seperti Cirebon, supaya mampu menghasilkan perajin handal dengan pola saing positif. Sehingga bisa bersaing di pasar dunia.