Jumat 12 Apr 2013 22:26 WIB

Pertumbuhan Ekonomi 2013 Diprediksi Bisa 6,5 Persen

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 diperkirakan masih berada di atas enam persen.  Ekonom Universitas Indonesia I Kadek Dian Sutrisna Artha memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional 2013 mencapai 6,5 persen. 

Angka ini tidak berbeda jauh dengan proyeksi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yakni 6,2-6,6 persen.  Pertumbuhan tinggi ini didukung oleh tingkat konsumsi rumah tangga dan investasi fisik yang juga tinggi.

Sementara, di konsumsi pemerintah masih ada ganjalan  pada struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).  Untuk ekspor, Artha menyebut terdapat tekanan akibat kondisi perekonomial global yang belum menentu.

"Tapi secara keseluruhan kalau untuk pertumbuhan, masih aman," tutur Artha kepada Republika, Jumat (12/4

Artha menyebut konsumsi rumah tangga pada 2013 akan terdorong oleh aktivitas jelang pemilihan umum 2014.  Belanja politik yang dilakukan oleh calon anggota legislatif maupun partai politik akan meningkatkan konsumsi.  "Istilahnya siklus bisnis politik" kata Artha.  

Badan Pusat Statistik melansir pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 mencapai 6,23 persen.  Angka itu lebih rendah dari target yang tertuang dalam APBN-P 2012 sebesar 6,5 persen. 

Komponen pertumbuhan ekonomi didominasi oleh konsumsi rumah tangga sebesar 54,56 persen dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau komponen investasi fisik 33,16 persen.

Sementara, konsumsi pemerintah menyumbang 8,89 persen dan komponen ekspor 24,26 persen serta komponen impor 25,81 persen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement