REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara (Korut) menolak tawaran dialog Korea Selatan (Korsel) mengenai masa depan kawasan industri bersama Kaesong dengan menyebut usul itu sebagai langkah politik "kosong".
Awal pekan ini Korut menarik 53 ribu pekerjanya dan menghentikan operasi Kaesong di tengah meningkatnya ketegangan militer di Semenanjung Korea.
Kamis (11/4) lalu Seoul menyerukan Pyongyang kembali ke meja perundingan untuk mengoperasikan kembali kompleks industri itu. Namun, Pyongyang menolak tawaran Menteri Unifikasi Korsel Ryoo Kihl-Jae itu dengan mengatainya sebagai isyarat "licik" yang bertujuan menutupi niat sebenarnya untuk menduduki Korut.
"Kami melihat tawaran itu satu tindakan kosong dan tidak berarti," kata Juru Bicara Komite Reunifikasi Damai Korut dalam satu wawancara dengan kantor berita pemerintah KCNA.
Menurutnya, jika Korsel benar-benar tulus melakukan perundingan, maka terlebih dulu negeri Ginseng harus meninggalkan sikap konfrontatifnya.