REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Taman Safari Indonesia (TSI) yang telah mendapat predikat sebagai sebuah Lembaga Konservasi terbaik dengan nilai A oleh Kementerian Kehutanan, kembali berhasil mengembangbiakan gajah sumatera ( lephas maximus sumatranus) di luar habitat alamnya.
Pada Jumat (12/4), sekira pukul 20.00 WIB, seekor bayi gajah berkelamin betina lahir menjelang hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April.
Anak gajah berbobot 105 kg dengan tinggi 90 cm itu lahir dari induk betina bernama Nina ( 35 tahun ), sedangkan pejantannya David ( 43 tahun). Kelahiran ini merupakan anak ke dua dari indik yang sama, setelah sebelumnya lahir anak yang benama ema yang saat ini berumur 4 tahun
Menurut Direktur Utama TSI, Jansen Manansang , setiap 30 menit sekali anak gajah tersebut menyusu pada induknya, selama 2dua menit.
''Para petugas bisa memonitor behavior ( tingkah laku ) anak gajah ini melalui layar monitor. Saat ini kondisi anak gajah tersebut sehat di bawah pengawasan tim kesehatan satwa TSI Cisarua – Bogor,'' ujar Jansen.
Selain berhasil dalam pengembangbiakan gajah gajah sumatera. Kiprah yang telah dilakukan oleh TSI antara lain ikut serta membantu kegiatan Operasi Ganesha pada tahun 1985, untuk merelokasi gajah gajah liar yang bermasalah. Sehingga terbentuklah Pusat Latihan Gajah (PLG) yang berada di TN. Way Kambas lampung Sumatera.
Sementara itu, TSI bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan, dan Australian Zoo turut serta membangun Rumah Sakit Gajah Pertama di TN. Way Kambas Lampung. Yang mana peletakan batu pertamanya telah dilakukan dilakukan pada tanggal 31 Januari 2012 lalu, oleh Menteri Kehutanan dan Direktur TSI Tony Sumampau.