REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontes Miss World 2013 akan dilaksanakan di Indonesia pada 28 September mendatang. Helatan kontes ratu kecantikan yang diikuti sekitar 130 wanita dari berbagai belahan dunia itu untuk kali pertama siap dihelat di Indonesia.
Puncak acara Miss World 2013 akan digelar di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Jawa Barat dan karantina peserta dilaksanakan di Nusa Dua, Bali.
Sebelumnya, ajang ratu sejagat ini dilakukan di Cina dengan menobatkan Yu Wanxia sebagai Miss World 2012. Sepanjang sejarah pemilihan Miss World, penyelenggaraan di Asia hanya dilakukan di Cina dan India. Sejak digelar kali pertama pada 1951, Miss World diselenggarakan di Cina sebanyak dua kali dan lima kali di India.
Pada edisi Miss World ke-68 ini, Indonesia menambah daftar negara Asia yang menghelat kontes ratu sejagat tersebut. Sosiolog Universitas Indonesia, Ida Ruwaida mengatakan tidaklah mudah untuk menjadi tuan rumah sebuah ajang internasional.
"Entah berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakannya di Indonesia," kata Ida ketika dihubungi Republika di Jakarta, Ahad (14/4).
Lantas seberapa besar keuntungan Indonesia menggelar kontes Miss World? Menurut Ida, ajang ini pun tidak terlalu kontributif alias bermanfaat besar bagi Indonesia, misalnya terhadap dunia pariwisata.
Menurut Ida, harus ada sejumlah usaha sistematis dan berkelanjutan untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi internasional. Begitu juga di dunia seni budaya, ia pun mengaku tidak dapat menjamin seberapa besar peran penyelenggaraan Miss World di Indonesia dalam memperkenalkan budaya Indonesia ke mata dunia.
Manfaat penyelenggaraan ajang Miss World 2013 di Indonesia dinilai Ida tidak terlalu signifikan. Ida menilai keuntungan lebih banyak didapatkan oleh individu baik pelaku Industri dibalik ajang ini maupun popularitas yang diperoleh sang putri terpilih.