Senin 15 Apr 2013 15:25 WIB

Komentar Seenaknya, Justin Bieber Dikecam (Lagi)

Justin Bieber
Foto: Antara
Justin Bieber

REPUBLIKA.CO.ID, -- Justin Bieber kembali menuai kontroversi. Justin Bieber mendapat kritikan negatif di dunia sosial atas komentar kontroversialnya di laman facebook resmi museum Anne Frank.

Pada Sabtu (13/4) kemarin, Justin mengunjungi museum Anne Frank bersama sejumlah teman dan pengawal pribadinya. Dalam kunjungannya, bintang pop yang pernah menggelar konsernya di Indonesia ini mengaku terkesima dengan catatan perjuangan Anne Frank.

"Benar-benar memberi inspirasi untuk bisa datang ke sini. Anne adalah gadis yang hebat," tulis Bieber di laman Facebook museum.

Namun tulisannya tidak berhenti sampai disitu. Di ujung kalimat ia menulis kalimat yang menuai kecaman. "Semoga ia akan menjadi seorang Belieber (sebutan untuk fans Justin Bieber)," tulis Bieber, dikutip dari Aceshowbiz, Senin (15/4).

Komentar itu dengan cepat menyebar di dunia maya. Orang-orang kemudian banyak yang memberi komentar negatif.

"Senang mendengar dia mengunjungi museum, tapi kalimat terakhirnya sangat menunjukkan kebanggaan pada diri sendiri. Dia ternyata tidak mendapat pelajaran yang sesungguhnya dari Anee," komentar seorang pengguna Facebook.

Sementara komentar lainnya datang di dunia twitter. Seorang pengguna menulis "Baru saja melihat tulisan Justin Bieber di facebook museum Anne Frank. Benar-benar menjijikkan," katanya.

Belum ada tanggapan atas hal ini dari Justin Bieber atau pihak manajemennya akan hal ini. Namun seorang juru bicara museum, Maatje Mostart mencoba mengambil nilai positif dari kedatangan Bieber.

"Dia sangat tertarik pada cerita (Anne Frank). Sangat menyenangkan bahwa ia berada di sini, dan kami berharap banyak penggemarnya ingin membaca tentang Anne Frank," ujar Mostart.

Anne Frank adalah korban Holocaust muda yang bersembunyi di sebuah rumah salam dua tahun bersama keluarganya ketika Nazi menduduki Belanda. Selama itu, dia menulis hari-harinya di rumah dalam buku harian.

Nazi kemudian berhasil menemukannya pada tahun 1944. Dia kemudian meninggal karena tifus di kamp konsentrasi Bergen-Belsen pada usia 15 tahun.

Buku harian berisi kisah inspiratif itu berhasil diselamatkan dan telah diterbitkan dalam 60 bahasa berbeda.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement