REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Setelah sempat saling tuding dalam hal serangan hacker terhadap masing-masing negara, Cina dan Amerika Serikat sepertinya melunak. Kedua negara itu menyatakan segera menjalin kerja sama dalam bidang keamanan siber.
Penjajakan kerjasama bidang keamanan siber itu disampaikan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, dalam kunjungannya ke Cina seperti dilaporkan Reuters.
Kerry mengatakan keamanan jaringan Internet, "mempengaruhi sektor keuangan, perbankan, transaksi keuangan, setiap aspek bangsa di era modern dipengaruhi oleh penggunaan jaringan siber dan tentu kita semua, setiap negara, punya kepentingan untuk melindungi rakyatnya, melindungi haknya, melindungi infrastrukturnya."
Kerjasama bidang keamanan siber itu akan diikuti sejumlah dialog dan kerjasama termasuk dari pelaku industri Internet di kedua negara untuk melawan peretas.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi seperti dikutip Kantor Berita Xinhua, mengatakan pertemuannya dengan Kerry harus menghasilkan upaya bersama untuk menjaga dunia siber (cyberspace).
Wang mengatakan dunia siber harus menjadi area di mana dua negara dapat saling percaya dan bekerjasama. Sedangkan Kerry menyebut keamanan siber menjadi puncak perhatian keamanan nasional AS.
Beijing dan Washington, dalam beberapa bulan terakhir sempat saling menuduh atas serangkaian serangan siber yang besar.
Washington menuduh peretas yang berasal dari Cina telah menyerang jaringan komputer pemerintah dan perusahaan di AS untuk mencuri data pemerintahan serta data komersial perusahaan.
Sementara, Beijing juga mengklaim telah menjadi korban serangan dalam jumlah besar yang berasal dari AS seraya mengatakan posisi pemerintah Cina berlawanan dengan segala bentuk peretasan siber.