REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Dua ledakan terjadi dalam lomba lari "Boston Marathon" pada Selasa (16/4) pagi WIB. Peristiwa itu menyebabkan tewasnya dua orang serta melukai 23 orang lainnya,saat puluhan ribu orang menyaksikan ajang maraton tertua di dunia itu.
Seperti dilansir VOA, salah satu korban tewas adalah seorang anak laki-laki berusia delapan tahun. Bendera di gedung putih pun diturunkan menjadi setengah tiang pascaperistiwa tersebut
"Darah di mana mana, para korban masih mengenakan baju lari mereka. Saya bahkan melihat seorang kehilangan kakinya, orang-orang terus menangis," kata seorang wartawan Boston Globe, Steve Silva, yang melaporkan lewat Twitter.
Ratusan ribu penonton biasa memadati lintasan lari sepanjang 42,19 kilometer, dengan yang terpadat di wilayah dekat garis finis. Ledakan tersebut terjadi lebih dari lima jam setelah start, tepatnya ketika para atlet terkenal sudah melintasi garis finish danpara pelari amatir masih berlari.
Dinas transportasi menutup segala akses menuju lokasi, berdasarkan keterangan dari radio komunikasi polisi. Ambulans tiba di lokasi kejadian dalam beberapa menit dan para pelari serta penonton masih dapat terlihat menangis dan mencoba menenangkan satu sama lain.
Boston Marathon telah diglar pada Hari Patriot sejak 1897, tepatnya setiap hari Senin ketiga di bulan April. Ajang yang start di Hopkinton, Massachusets dan berakhir di Copley Square Boston itu menarik sekitar setengah juta pengunjung dan 20 ribu peserta setiap tahunnya.
Sebelumnya, pelari Lelisa Desisa asal Ethiopia dan Rita Jeptoo asal Kenya memenangkan lomba lari masing-masing untuk kategori pria dan wanita, guna melanjutkan tradisi pelari Afrika dalam kejuaraan tersebut.
Departemen Kepolisian New York mengambil langkah pengamanan di sejumlah titik di Manhattan, termasuk dekat beberapa hotel, sebagai respon atas insiden Boston itu, kata Wakil Komisioner NYPD, Paul Browne.