Selasa 16 Apr 2013 06:14 WIB

Kematian Akibat H7N9 di Cina Jadi 14 Kasus

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Petugas taman menangkapi burung-burung merpati di taman-taman Shanghai, Cina. Pemerintah meningkatkan upaya untuk menekan wabah flu burun dari strain virus baru, H7N9.
Foto: REUTERS
Petugas taman menangkapi burung-burung merpati di taman-taman Shanghai, Cina. Pemerintah meningkatkan upaya untuk menekan wabah flu burun dari strain virus baru, H7N9.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Cina melaporkan satu lagi kasus kematian dan tiga infeksi baru dari wabah flu burun strain baru, H7N9 pada Senin. Dengan demikian total korban meninggal akibat serangan virus itu menjadi 14 kasus dan jumlah infeksi meningkat sebanyak 63 pasien.

Wanita berusia 77 tahun, yang sebelumnya dinyatakan positif terinfeksi virus tersebut, meninggal pada Ahad, di kawasan Provinsi Jiangsu. Kabar itu diumumkan oleh pejabat setempat.

Cina, pada Sabtu (13/4), mengonfirmasi bahwa seorang bocah berusia tujuh tahun di ibu kota Beijing telah terinfeksi H7N9. Kasus itu menjadi yang pertama terjadi di luar wilayah delta sungai Yangtze, di kawasan Cina timur, di mana strain baru muncul bulan lalu.

Cina berupaya keras menghindari panik 2003 terulang lagi, ketika Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) membunuh satu dari 10, terhadap 8.000 orang yang terinfeksi di penjuru dunia. Negara itu kali ini berjanji akan lebih transparan dalam melaporkan virus baru dan perkembangannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement