REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank CIMB Islamic, Malaysia, menargetkan kontribusi 20 persen dari Indonesia hingga 2015. Kontribusi tersebut berasal dari usaha CIMB Islamic yang ada di Indonesia, seperti CIMB Niaga, CIMB Investment dan CIMB Principal Asset Management Indonesia.
CIMB Islamic melihat potensi perbankan, investasi dan aset manajemen di Indonesia sangat besar. Untuk itu, CIMB Islamic berani mematok angka 20 persen dua tahun mendatang. Namun begitu, CIMB Islamic belum menentukan berapa persen target untuk masing-masing usahanya tersebut. "Belum tetapkan target spesifik, tapi yang jelas sangat ambisius," kata CEO CIMB Islamic, Badlisyah Abdul Ghani, saat ditemui di Hotel Mulia, Senin (15/4).
Saat ini aset CIMB Islamic mencapai 60 miliar ringgit Malaysia atau setara dengan 20 miliar dolar AS. Di 2013, CIMB Islamic menargetkan aset pembiayaan mencapai 40 miliar ringgit Malaysia.
Dari ketiga usaha CIMB Islamic di Malaysia, usaha perbankan memberi kontribusi terbanyak yakni 60 persen. Sebanyak 30 persen dari bisnis investasi dan sisanya dari manajemen aset. Komposisi kontribusi serupa juga terjadi di Indonesia.
Menurutnya prospek dunia perbankan di Malaysia sangat bagus. Industri keuangan syariah terus bermunculan. Aktifitas perbankan syariah, kata Badlisyah, ditunjang infrastruktur memadai sehingga diprediksi akan terus tumbuh. "Regulasi sudah baik, tidak ada masalah di Malaysia. Setiap tahun industri perbankan syariah akan berkembang 15 hingga 20 persen," ucapnya. Saat ini aset perbankan syariah mencapai 360 miliar ringgit Malaysia.