REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Tim evakuasi Lion Air di Bandara Ngurah Rai, Bali akan mengangkat ekor pesawat, Selasa (16/4) sore.
Evakuasi itu, merupakan langkah lanjutan, setelah tim berhasil menemukan rekaman percakapan pilot atau cokpit voice record (CDR), sehari sebelumnya. "Kami menungu air pasang untuk melakukan pengangkatan," kata Komandan Pangkalan Udara (Dan Lanud) Bandar Udara Ngurah Rai, Letkol Pnb Atang Sudradjad.
Kepada wartawan di Tuban, Badung, Selasa (16/4), Atang mengatakan, pengangkatan ekor pesawat dilakukan dengan terlebih dahulu memotong ekornya. Tim pemotong sebutnya, sudah datang dari Surabaya dan pemotongan dilakukan dengan memperhatikan pasang surut air.
Tim penyelam terdiri dari unsur TNI AD, TNI AL dan TNI AU, Brimobda Bali, dengan jumlah 70 orang. Menurut Atang, semakin cepat proses pemotongan tahap pertama, maka seluruh proses evakasi akan bisa selesai lebih capat."Jadi kita lihat dulu proses pengangkatan yang pertama, apakah bisa selesai lebh cepat," katanya.
Sementara itu, PJS Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Dan Lanal) Benoa, Letkol Laut Edi Eka Susanto menyebutkan, evakuasi ekor pesawat akan dilakukan dengan tiga metoda, yakni cutting hidrolik, elektroda dan listrik.
Balon yang akan digunakan mengangkat ekor pesawat memiliki kemampuan mengangkut beban seberat 15 ton.Untuk mempermudah pemotongan, ekor pesawat akan dibawa ke pantai Kelan, sekitar 300 meter sebelah selartan TKP. Di pantai itu, avtur pesawat akan dikosongkan dan bangku-bangku dikeluarkan.