REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebelum menjadi korban pembacokan oleh beberapa oknum tak dikenal, Andie Peci mengaku pernah menerima SMS peringatan.
Menyoal SMS teror yang ditujukan untuk Andie, Polrestabes Surabaya mengklaim pengirim pesan tersebut belum tentu terkait dengan insiden pembacokan oleh sekelompok orang tak dikenal terhadap salah seorang pentolan Bonek, Andie Peci, pada Senin (15/4) malam.
"Jangan berandai-andai dulu," kata Kapolrestabes Surabaya Kombespol Trimaryanto di kantornya, Selasa (16/4).
Sebelumnya, Andie mengaku sempat mendapat SMS teror. Inti pesan singkat tersebut mendesak dirinya untuk tidak menganggu Wakil Ketua Umum PSSI yang juga Ketua DPW Pemuda Pancasila Jawa Timur, La Nyalla Mataliti.
Dalam SMS itu juga terselip pertanyaan mengenai alasan Andie membela Persebaya 1927. Namun, karena pengirim pesan tersebut dianggap tidak paham akan sepak bola Surabaya, akhirnya SMS itu malah berujung peringatan.
"Padahal saya membalas. Persebaya 1927 bukan lagi persoalan tim, melainkan sejarah," ujar Andie.
Menurut Andie, dia mengenal orang yang mengirimkan pesan tersebut, meski hanya sekadar tahu. Sosok tersebut merupakan anggota dari sebuah ormas, dimana dulunya Andie sempat berurusan dengan orang itu ketika dirinya aktif sebagai pimpinan aksi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI).