Rabu 17 Apr 2013 05:30 WIB

Andie Peci: Perjuangan Bonek Tak Akan Pernah Berhenti

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Fernan Rahadi
Bonek Surabaya
Foto: Antara/Bambang Suseno
Bonek Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Suasana malam itu begitu terasa hangat. Andie Peci bersama rekan-rekannya asyik berbincang ditemani secangkir kopi. Namun, suasana seketika berubah menjadi mencekam ketika ada segerombolan orang tak dikenal masuk dan membawa senjata tajam.

Malam itu, Andie Peci sedang melepas lelahnya usai memimpin aksi damai Bonek Mania di Pemerintah Kota Surabaya pada Senin (16/4) siang untuk menolak hasil Kongres Luar Biasa (KLB) 17 Maret 2013. Bonek tak terima jika Persebaya 1927 harus disingkirkan dari unifikasi liga 2014.

Setelah memimpin aksi, Andie kemudian menyambangi kantor KASBI (Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia) di Lempung Tama, Surabaya sekitar pukul enam sore. Selain menjadi aktifis bonek, Andie juga menjadi aktivis buruh dan bergabung di KASBI. Di tempat inilah, Andie dibacok hingga mengalami 29 jahitan di bagian tangan kiri dan luka lebam di wajah.

Saat pertama kali datang ke kantor sekretariat KASBI, Andie sudah merasakan hal aneh. Ada banyak orang mencurigakan dan tak dikenal di jalan sekitar lokasi. Namun saat itu ia mengaku tidak terlalu memikirkannya. Kecurigaannya semakin menjadi ketika ia mendapat informasi dari rekan-rekannya bahwa segerombolan orang yang berada di luar itu gerak-geriknya sangat mencurigakan.