REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok pemerhati sepak bola Indonesia, Save Our Soccer (SOS) menyampaikan keprihatinannya terhadap aksi kekerasan yang dialami Andie Peci. Senin (15/4) malam, koordinator Bonek, julukan suporter Persebaya Surabaya, yang memimpin orasi di Wali Kota Surabaya itu terkena bacok sekelompok orang tak dikenal.
Aktifis SOS, Apung Widadi, mengecam tindakan penganiayaan tersebut. Ia mendesak agar kasus ini segara diungkap. "Kami Mendesak Kepolisian Polda Jawa Timur untuk mengusut tuntas kelompok Pembacok kawan suporter Andi yang saat ini sedang menyarakan hak dan pendapat memperjuangkan dualisme Persebaya," kata Apung melalui rilis kepada wartawan, Selasa (16/4).
Selain itu, SOS juga mendesak Kepolisian Polda Jawa Timur untuk menangkap aktor utama dibalik penganiayaan ini. Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo juga diminta terlibat menghentikan kekerasan kepada supporter atas kritik yang membangun sepakbola Indonesia
Terakhir, SOS menghimbau kepada seluruh masyarakat indonesia untuk bersama-sama melawan terhadap pembungkaman atas sikap kritis dan demokratis dalam membangun sepakbola Indonesia. Apung mengatakan, pada zaman demokrasi saat ini kebebasan berpendapat dan berorasi dilindungi oleh Undang-undang tidak dilarang.
Sehingga ketika ada serangan balik berupa pembacokan, hal tersebut adalah pembungkaman terhadap sikap kritis dan demokratis dalam memperbaiki sepakbola indonesia. Kedua, tindakan tersebut adalah tindakan pidana sesuai pasal 351 ayat (2) KUHP. "Penganianyaan secara berencana dan secara kolektif," ujarnya.