REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Munculnya kasus pelecehan seksual di lingkungan sekolah belakangan ini menjadi sorotan. Apalagi, ada kasus yang melibatkan oknum guru atau pejabat di lingkungan pendidikan itu.
Anggota Komisi X DPR, Dedi Gumelar, menyayangkan kasus pelecehan seksual terjadi di lingkungan sekolah. Apalagi, ia mengatakan, jika kasus itu melibatkan oknum guru. Andai itu terjadi, menurutnya, harus ada yang dibenahi dari sistem perekrutan guru.
"Bisa jadi ada yang salah dalam prosesnya," kata dia, Selasa (16/4). Menurut Dedi, bisa saja guru itu memiliki nilai akademisi yang baik. Namun, lanjutnya, belum tentu secara psikologis siap.
Karena itu, kata dia, metode psikotes harus diterapkan dalam proses perekrutan guru. Sehingga, orang yang terpilih untuk mengajar di lingkungan pendidikan menjadi figur yang benar-benar kompeten. Menurut pihak dinas pendidikan di daerah-daerah mempunyai peran penting untuk melakukan kontrol. "Pembinaan itu penting, jadi bukan hanya masalah administrasinya saja," kata dia.
Dedi juga memandang penting adanya pendidikan seksual untuk anak. Ia lebih menekankan peran keluarga untuk memberikan informasi yang dibutuhkan anak. Mengingat selama ini informasi terkait seksual masih dianggap tabu oleh masyarakat, salah satunya di sekolah. "Hal itu penting dan lingkungan rumah yang mempunyai peran besar untuk anak."