REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh tak ingin kecolongan lagi dengan kacaunya percetakan naskah soal Ujian Nasional (UN).
Untuk UN tingkat SMP, naskah soal UN yang menjadi jatah PT Ghalia Indonesia Printing pun dilimpahkan ke perusahaan lain. "Kami ambil alih. Dia tidak sepenuhnya mengerjakan naskah SMP," katanya saat ditemui di Komplek Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/4).
Ia menegaskan, jatah PT Ghalia diserahkan ke tiga perusahaan percetakan lain yang sama-sama ikut tender dan mencetak naskah soal UN. PT Ghalia hanya menyiapkan satu provinsi saja, yakni Bali.
Sedangkan, sepuluh provinsi lainnya dibagi rata dengan tiga perusahaan lain. "Kami berikan kepada penyedia jasa yang telah memenuhi persyaratan yaitu yang memenangkan tender. Kalau diserahkan ke dia (PT Ghalia) sama lagi, gak akan selesai," katanya agak jengkel.
Pelimpahan ini ditekankan M Nuh tidak menyalahi prosedur. Ia menjelaskan, dalam kondisi tertentu dirinya sudah meminta kepada inspektorat untuk memberikan kajian, pandangan, dan opini terkait kebijakan tersebut.
Menurutnya, dengan kasus seperti ini, dilihat kemungkinan pemenang tender bekerja sama dengan pemenang tender yang lain dalam konteks punya kewenangan untuk mencetak naskah.
Hal itu bisa dan sesuai dengan mekanisme. Karena itu keputusan untuk melimpahkan pekerjaan PT Ghalia ke perusahaan lain. "Karena itu, untuk SMP saya optimis. Bahkan barangkali besok sudah mulai mengirim naskah-naskah," katanya.