REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejahatan di dalam taksi kembali marak belakangan ini di Jakarta. Kabid Humas Polda Metro Jaya Rikwanto sedikit membeberkan modus kejahatan yang kerap kali terjadi di dalam taksi.
Menurut Rikwanto, sekawan perampok biasanya mengatur aksinya sebelum eksekusi dilakukan. Rata-rata pelaku kejahatan mencari korban yang potensial untuk dirampok.
''Mereka juga melihat korban yang potensial,'' kata Rikwanto di Jakarta, Rabu (17/4).
Komplotan penjahat biasanya berkeliling mencari korban. Mereka tidak hanya menunggu mana korban yang bisa dirampok. Jadi, Rikwanto menegaskan tidak hanya karena ada peluang, tapi mencari peluang.
Untuk modus kejahatan di dalam taksi atau angkot, Rikwanto mengungkapkan biasanya komplotan sudah berkordinasi dengan sopir dan dua temannya. Modus yang sedang populer saat ini yaitu dua orang yang akan merampok, sedangkan lainnya bersembunyi di bagasi taksi.
Rikwanto mengatakan sopir yang biasanya menjadi pelaku rata-rata adalah sopir tembak. Tapi patut di waspadai juga karena kejadian yang berlangsung pada Ahad (14/3) lalu adalah sopir resmi.
Sebagaimana diketahui, aksi perampokan dalam taksi telah terjadi di Jalan Angkasa Kemayoran, Jakarta Pusat, sekitar pukul 23.00, Ahad (14/4) lalu. Sopir berhenti di jalan tersebut dan kedua temannya keluar dari bagasi dan langsung masuk dari kedua pintu belakang.