Jumat 19 Apr 2013 22:36 WIB

Ini Saksi Hidup Ledakan di Boston dan Texas

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Karta Raharja Ucu
 Para petugas PMK berkumpul satu blok dari Boylston Street usai ledakan di garis finis Maraton Boston, Boston pada Senin (15/4/2013).
Foto: AP PHOTO
Para petugas PMK berkumpul satu blok dari Boylston Street usai ledakan di garis finis Maraton Boston, Boston pada Senin (15/4/2013).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Satu pekan ini, adalah periode terberat Joe Berti. Sebab, dalam rentan tiga hari, ia menjadi saksi dua ledakan di Amerika.

Berti adalah salah satu peserta marathon yang lolos dari maut dalam insiden yang menewaskan tiga orang dan ratusan orang lainnya itu. Ketiga bom meledak, ia baru saja menyelesaikan lomba. Dua hari kemudian ia berada di Texas dan melihat pabrik pupuk menghancurkan Kota West.

Ia mengaku tak mempercayai hal yang telah dilewatinya tersebut. Apalagi ia mengaku tak pernah melihat ledakan sebelumnya. Namun Berti hanya ingin semuanya berakhir dan tak ingin melihat ledakan lagi.

Kepada Associated Press, Berti mengaku sangat beruntung. Sebab, ia dan kelompok marathonnya tak terluka sedikitpun saat bom meledak di Boston. Bahkan, istrinya yang berada 10 meter dari bom tak terluka sama sekali. Ia menganggapnya sebagai keajaiban.

Pertanyannya, bagaimana ia bisa berada di dua lokasi bom? Cerita bermula ketika ia memutuskan ikut dalam lomba marathon beberapa bulan lalu. Pria 43 tahun lalu ia ikut serta karena ingin membantu anak-anak yang mengalami kelainan tubuh.

Ketika hampir garis finish, kisah Berti, ia merasa tubuhnya melemah dan langkahnya menjadi pelan. Tetapi ia bertekad menyelesaikan lomba. Tapi 30 detik setelah menyentuh garis finish, ledakan pertama terjadi diikuti hembusan asap kemana-mana.

Ia langsung sadar, ledakan itu adalah bom. Orang-orang bergerombol melarikan diri. Saat itu, Berti yang kelelahan hanya terdiam dan tak bisa lari. Apalagi ia begitu khawatir kelompok yang ada di belakang serta istrinya terkena ledakan bom.

Mukjizat terjadi. Istri Berti tak tersentuh ledakan bom. Padahal, ia berdiri di sebelah seorang perempuan yang kehilangan kaki dan jari tangan kirinya akibat efek ledakan.

Istrinya panik, dan mencari Berti. Kepanikan kian terasa lantaran telepon genggam Berti tak bisa dihubungi. Tapi bak cerita dalam film, keduanya bertemu di hotel tempat mereka menginap.

Mereka sepakat melupakan peristiwa berdarah itu dan kembali ke Texas untuk bertemu dua putrinya. Kebetulan, pada Rabu (17/4) ia memiliki agenda rapat di Dallas. Tetapi, ketika melewati waco, ia melihat asap hitam mengepul di udara. Ketika makin dekat, ledakan yang menghasilkan gelombang api besar mendorong mobil yang dikendarainya.

Berti menggambarkan ledakan itu seperti nuklir. Bukannya kabur ia malah memilih untuk memfoto kejadian tersebut. Langkah selanjutnya tentu saja ia memilih pulang bertemu dengan sang istri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement