REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Puluhan polisi Amerika Serikat bersenjata lengkap, terlibat dalam 'perburuan' besar-besaran di seluruh penjuru Kota Massachusetts. Operasi itu dilakukan untuk menangkap buron tersisa, yang diduga berada di balik pemboman Boston.
Pemerintah setempat juga memberhentikan layanan kereta api dan bus di Boston. Pemerintah juga meminta warga di sekitar Watertown tinggal di rumah, karena petugas akan menutup kota itu.
Sejumlah armada bus dikerahkan ke Watertown untuk mengungsikan warga yang panik. Kepada yang tetap tinggal, pemerintah meminta tetap tenang di rumah dan hanya membuka pintu jika polisi yang datang.
Lebih dari sembilan ribu polisi, di antara mereka banyak yang dipersenjatai dengan senjata 'shotgun' dan senapan otomatis, dikerahkan ke penjuru kota untuk menangkap tersangka kedua, satu dari dua pemuda yang diduga menjadi pelaku peledakan bom pada Senin (15/4), yang menewaskan tiga warga dan 180 lagi luka-luka.
Pencarian dipusatkan pada jarak 3,8 kilometer dari Watertown, daerah pinggiran dihuni 35 ribu jiwa. Seorang polisi tewas dan satu lagi terluka pada bakutembak, tempat satu tersangka lain tewas pada penyergapan Jumat pagi.
Tersangka itu memberikan perlawanan dan 'menantang' polisi ke dalam kekacauan di Watertown. Ledakan dan suara tembakan bergemuruh sepanjang malam, ketika polisi berusaha menangkap tersangka.