REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat baru saja mengumumkan kepengurusan baru partai untuk periode 2013-2015. Dalam struktur baru itu, dua nama yang disebut dekat dengan mantan Ketua Umum Anas Urbaningrum, I Gede Pasek Suardika dan Mirwan Amir tidak masuk dalam kepengurusan.
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Jero Wacik, mengatakan, Gede Pasek masih menjadi bagian dari partai. Hanya saja, ia katakan, Pasek yang sebelumnya menjadi Ketua Divisi Komunikasi Publik lebih memilih untuk fokus dalam menjadi calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Bali. Jero membantah Gede adanya kabar pendepakan terhadap sosok yang dekat dengan Anas. "Tidak ada itu namanya loyalis-loyalis, kami semua satu partai," kata dia, seusai pengumuman kepengurusan baru, di Gedung DPP Partai Demokrat, Jakarta, Ahad (21/4).
Posisi Pasek di Divisi Komunikasi Publik akan digantikan Hinca Panjaitan. Sedangkan Mirwan Amir tidak lagi menjabat sebagai Wakil Bendahara. Posisinya akan diisi Siswanto dan Indrawati Sukadis. Jero mengatakan, tidak mengetahui jelas alasan tersisihnya Mirwan dari posisinya itu. "Saya tidak ingat persisnya (alasan). Tapi kan ada formatur yang membuat kepengurusan lengkap dan ini hasilnya," kata dia.
Berbeda dengan Gede Pasek dan Mirwan, Saan Mustopa yang juga dikenal dengan Anas masih masuk dalam kepengurusan baru Demokrat. Saan masih menjabat posisi lamanya sebagai Wakil Sekretaris Jenderal. Jero menepikan adanya upaya saling menggusur di dalam partainya. "Tidak ada gusur menggusur. Hubungan dengan Anas juga tetap baik," kata dia.
Jero mencontohkan, Kongres Luar Biasa (KLB) di Bali tetap berjalan dengan kondusif. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu, kondisi di KLB menunjukkan kerukunan dalam internal Partai Demokrat. Karena, menurutnya, semua tetap berpangkal pada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang kemudian terpilih sebagai Ketua Umum baru melalui proses aklamasi. "Payungnya tetap SBY," kata dia.