Senin 22 Apr 2013 08:11 WIB

Rakyat Protes, Lagu Penobatan Raja Belanda Pun Batal

Pangeran Willem Alexander, penerus tahta Kerajaan Belanda
Foto: www.scoopworks.nl
Pangeran Willem Alexander, penerus tahta Kerajaan Belanda

REPUBLIKA.CO.ID,DEN HAAG -- Lagu berjudul Koningsleid (Lagu Raja) batal tampil sebagai pengiring resmi pengangkatan Pangeran Willem Alexander sebagai penerus tahta kerajaan Belanda dalam seremoni penobatan pada 30 April mendatang.

Seperti dikutip BBC, puluhan ribu warga meneken petisi lewat internet meminta lagu itu tak diputar setelah syair maupun notasi musiknya dianggap 'bodoh' dengan mencampur irama paduan suara hingga rap.

Hanya berselang beberapa jam setelah lagu ini secara resmi mulai diperdengarkan kepada publik pada Jumat (19/4) lalu, sedikitnya 37 ribu pendengar menyatakan ketidaksukaan mereka secara online. Lagu ini digubah oleh komposer berdarah Belanda-Inggris, John Ewbank, dan ditampilkan secara keroyokan oleh 51 artis Belanda.

Sejumlah warga menyampaikan pesan mereka dengan nada sengit. "Sebagai protes atas lagu bodoh 'King's Song' ini, saya menyatakan berhenti sebagai warga Belanda," tulis seorang warga.

Sementara pengamat menyebut lagu yang berawal pelan namun kemudian tiba-tiba pada satu bagian berubah meledak-ledak dengan gaya rap dianggap "terlalu dibuat-buat" dan bagian rap-nya disebut "mengerikan".

Ewbank sendiri menyatakan berbagai cacian itu sudah diperkirakan akan muncul karena lagu ini mendapat "sorotan besar".

Sementara liriknya ditulis berdasarkan masukan warga Belanda sendiri, ada empat penulis lagu yang mencoba menyatukan baris-baris syairnya.

Di negara kerajaan itu muncul pula kritik yang menyebut lagu ini "spontan mengubah Anda jadi republiken".

Meski dinyatakan batal, menurut daftar penjualan virtual melalui iTunes, lagu ini tetap langsung melesat ke jajaran lagu terlaris iTunes Belanda setelah dirilis.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement